EXO - WOLF (Chinese Ver.)

Thursday, January 9, 2014

FF EXO Lebih Baik Seperti Ini


Lebih Baik Seperti Ini.....
Title     : Lebih baik seperti ini
Author : Anelliya LuHae
Cast     : 1. Kim Hyera
              2. Xi Luhan
             3. Park Nana
             4. Jung Sica
Rating  : pg-13
Genre   : sad, romance
Length : One Shoot
Anyyeonghaseyo,,, ini ff pertama aku dan murni dari aku mengotak atik pikiranku. Kuharap kalian tehibur dengan fiksi yang ini.
Mian masih banyak typo yang bertebaran. Mian kalo ngg’ dapet feel nya ini ff abal abal. Don’t be plagiat please..! this is my mine!
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
>>>Mungkin inilah yang terbaik...! tuhan telah menakdirkan diriku yang seperti ini, jalan takdir yang menuntunku untuk begini aku berharap tak ada lagi orang yang berjalan takdir sepertiku. Sudah hanya aku yang merasakannya, semoga mereka disana jauh lebih baik dariku......****
*****
Pagi yang cerah untuk memulai hariku yang membosankan. Hufth, dilingkupi dengan orang orang yang membuatku gerah dengan sikap mereka. Tak tanggung tanggung berapa banyak masalah yang mereka timbulkan? Berapa banyak kerugian yang dapat mereka lakukan? Dan lagi, berapa banyak sudah cacian yang kuterima?? Selama ini kesabaran yang selalu menemaniku! Mencoba memperbaiki semuanya. Tapi, apa yang kuterima?
“Hey, bocah tengik sana belikan aku 2 gelas bubble tea GPL !!” teriaknya tepat di sebelah kananku. “Baiklah!” ucapku sendu. Yeahhh, kebiasaan?? Memang inilah kebiasaan ku sesudah mereka menge-cap ku dengan sebutan ‘Bocah Tengik’. Entahlah, aku tak tau jalan pikiran mereka yang seenaknya menyebutku dengan sebutan yang tidak patut didengar.
Sudah berselang 2 menit aku memesan bubble tea itu. “Hya... Hyera~bocah tengik mana bubble teaku??” lagi, ia berteriak tepat di sebelah kanan telingaku. Aku hanya mendengus kesal. “Sebentar lagi Nana~ya!” ucapku dengan suara terdengar tegar.
“Hya~ beraninya kau panggil namaku hmmmmm~~?? Panggil aku MAMA (yang mulia) mengerti!!” Nana menegaskan kata MAMA tepat di telingaku. “ Arrasseo MAMA!” ucapku dengan tegar lagi walau krystal bening telah memupuk di kedua kelopak mataku bersiap untuk diluncurkan.
“Nahhh begitu terdengar bagus Joahe~” Bahagianya diatas panderitaanku
“Chogiyo~ pesanannya sudah siap! Apa mau ku antarkan??” suara lembutnya mengintrupsiku dari pikiran jauh ku –Luhan- lebih tepatnya Xi Luhan. Seorang pelayan di kantin sekolahku yang mampu membuatku tetap tegar. “Ahhh~ ani! Biar aku sendiri ! Ini uangnya Gamsahamnida,,,!” ucapku seraya mengambil 2 cup gelas bubble tea yang kelihatan menggiurkan?.
Aku berjalan menuju tempat Nana dan beberapa orang se-genk­nya. Mereka terlihat tertawa bersama berbagi rasa bahagia, tapi tidak denganku yang kini menderita akibat mereka.
“Ini, pesanannya MAMA !” ucapku dengan menyodorkan 2 cup bubble tea itu dengan sopan.
“Nde, geure Kha~ menjauh dari kami!” ucap salah satu teman Nana –Sica-. Apa?? Pergi?? Jadi dia mengusirku setelah apa yang kulakukan berusan?? Okay aku sudah terbiasa untuk ini. Aku pergi menjauh dari orang orang itu. Pergi menjauh, jauh, hingga tak terlihat oleh mereka.
>>>> at Roof of the school <<<<
*****
Atap ini yang sudah menjadi saksi bisu penderitaaku, semua kisahku, perjalanan hidupku, sudah kuceritakan semua disini bersama angin sepi yang selalu menemaniku.
“Chogiyo~ Apa ada orang disini??” ucap seorang di ujung pintu masuk atap ini.
“Nde~ disini ada orang! nuguya??” tanyaku berjalan mendekati pintu itu.
“Apa yang kau lakukan disini??” tanyaku lagi kepadanya setelah tau siapa dia – Luhan- seseorang lelaki berumur 3 tahun diatasku namun terlihat seperti adikku akrena wajahnya yang imut dan terkesan seperti wanita hehehe.
“Seharusnya, aku yang bertanya. Apa yang kau lakukan disini?” dia berbalik bertanya kepadaku.
“a...a... Aku aku hanya bercerita disini!” jawabku yang sepertinya kurang jelas, hingga dia berubah wajah cengo.
“Sama siapa??” Bingo prasngkaku benar dia bertanya lagi padaku.
“Sama angin dan sepi!!” aku menjawab seadanya, wajahnya double cengo sekarang. Sungguh menggemaskan.
“Ha~ Kau yeoja aneh yang pernah kutemui selama 20 tahun aku hidup!” ucapnya yang membuatku otakku bekerja menimbulkan sebuah pertanyaan.
“Aneh?? Memangnya aku aneh darimana?? Sepertinya aku baik baik saja !” ucapku jujur seadanya.
“nde~ kau aneh! Memang siapa di dunia ini yang mampu berbicara dengan angin dan sepi selain kau?? Haaah!! Daripada kau berbicara sendiri, alangkah baiknya jika kau berbicara denganku...! mau??” ucapnya jujur dan tawarnya dengan memasang wajah Aegyonya,,,, hmmmm~ kyeopta,, inginku cubit pipi chabinya itu,,,
“Geurae~ akan kuceritakan semuanya~ kisah hidupku!” ucapku lalu menggandeng lengannya menuju sebuah kursi panjang berwarna coklat yang menganggur. Ku mulai pembicaraan ku dengannya, dia sangat baik menurutku. Terkadang dia memberiku pendapat yang dapat menjadi motivasi bagiku. Dia mendengarkan ceritaku dengan sangat baik. Dan juga, diselingi canda tawa diantara kami.
Setelah kejadian itu kami selalu bertemu entah di kantin, di taman, atau tempat pertama kalinya kami akrab –atap sekolah-. Menurutku dia baik, ceria, dan terbuka denganku, terkadang dia curhat tentang masalah yang dihadapinya, dan dengan senang hati aku selalu mendengarkannya.
Awal Desember. Cuaca dingin dan pakaian hangat selalu mendominasi bulan dipenghujung tahun. Awalnya Luhan berniat untuk pergi keluar bersamaku, mengajakku untuk melupakan masa masa yang kelam. Tapi akhir yang suram menimpaku.
“Hya~Hyera-ya, maukah kau pergi malam ini bersamaku??” di bawah pohon yang rindang duduk di atas bangku panjang berwarna coklat juga ditemani coklat panas untuk menghangatkan tubuh kami, Luhan memulai percakapan diantara kami.
“Emmm- mwo?? Apa aku tak salah dengar??” Ucapku, dengan meniup niup segelas coklat panas yang ada digenggamanku.
“Nde! Aku akan menjemputmu nanti malam ne?” Luhan menatapku dengan memasang wajah aegyonya berharap aku akan luluh dan menerima ajakannya.
“Luhan-ah! Kau tak usah memasang wajah aegyomu itu,,,,! Kau terlihat seperti perempuan jika kau begitu,,!” Aku menatapnya balik, tapi sekarang dia malah memasang wajah marahnya kepadaku.
“Huh, aku kan sudah bilang jangan samakan wajahku dengan perempuan!” Luhan, memalingkan wajahnya dariku dan mengerucutkan bibirnya tanda dia sedang marah. Tapi, bukannya dia kelihatan menyeramkan malah terlihat lebih imut dari sebelumnya.
“Ara~! Luhan-ah... jangan begitu,,,! Nde?? Kau akan semakin imut jika marah...!!” aku mecoba membujuknya agar ia tak marah dan mencubit pipinya pelan.
“Dwesseo! Nanti malam aku tunggu depan rumahmu jam 8 malam nde,,,!” dia berdiri dari duduknya menghadapku.
“Emm! Kau tau rumahku??” aku bertanya bingung.
“Ehh! Itu tak penting! Sekarang kajja,, kita kembali!” Luhan mengacungkan jari telunjuknya dan menggoyangkan kekiri dan kekanan, sedang aku merasa bingung untuk menghadapinya.
“Kemana??” tanyaku lagi yang tak terpikir olehku.
“Pulang!” jawabnya singkat dan tanpa aba aba dia menarik tanganku agar berdiri dari dudukku dan mengikutinya pulang.
>>> at home<<<
Setelah pulang dari taman, akupun segera pergi mandi dan menyiapkan beberapa keperluan untuk nanti malam. Padahal ini baru jam 4 sore, tapi,,, tak apalah setelah menyiapkan beberapa keperluan aku segera menuju sofa yang didepannya terdapat tv. Kuhidupkan dan kuganti channelnya sesuai seleraku. “Aaaahhh! Akhirnya! Ini dia acara yang kutunggu tunggu muncul juga hahahha!” aku tertawa ria. Sebab acara yang sudah kutunggu sampai kumisan? Ini akhirnya datang juga. Segera aku berlari menuju dapur dan mengambil beberapa makanan ringan juga minuman untuk menemaniku menonton tv.
“huahahahaha” Aku tertawa tak henti henti setelah menonton acara itu. Kulirik jam yang berdetak setiap detiknya.
“haaahhh omoo! Sudah jam 7 ! a.....niiiii!” terkejut bukan main. Padahal Luhan akan  menjemputku jam 8 dan sekarang sudah jam 7. Sedang aku belum ganti baju...??. Aku berdandan secepat kilat! Agar nantinya jika Luhan menjemputku  aku udah benar benar siap.
Brummm brrruuuummmm...
Terdengar suara motor dari depan rumah, ah!sepertinya itu Luhan. Segera aku keluar rumah dan benar ternyata itu memang benar Luhan.
“Kajja!” dia mengibaskan tangannya memanggilku.
“Nde!” tak lupa sebelum pergi aku mengunci rumah. Dengan pakaian hangat yang kugunakan saat ini sepertinya tak apa walau salju turun dengan lebatnya. Kulihat Luhan juga memakai pakaian hangat seperti aku juga.
Ditengah perjalanan kulihat sekeliling jalanan yang terlihat putih tertutup oleh tebalnya salju. Namun sempat terfikir olehku ‘kemana Luhan dan aku mau pergi??’ aneh sepertinya jika aku tak tau akan pergi kemana namun sungguh aku tak tau. Tiba tiba motor Luhan berhenti.
“Kajja kita sudah sampai!” Luhan menarikku untuk mengikutinya.
“Waahhh” gumamku. Kuihat taman ini tempat Ice Skating banyak para remaja bermain ditengah salju. Walau dingin namun kulihat mereka tetap ceria bermain bersama dengan sahabatnya, pacarnya, dll.
Aku dan Luhan sudah berada ditempat Ice Skating.
“Kau bisa bermain??” Tanya Luhan membuyarkan lamunanku.
“ Ahhh! Ani hehehe!” Aku menggeleng sejenak dan cengar cengir kearah Luhan berharap ia mengerti keadaanku.
“ Ah! Gwaenchana kajja aku ajari kau!” ouhh betapa tampannya Luhan saat ia tersenyum tulus padaku. Baru pertama ini aku melihatnya serius namun senang. Luhan menggandengku namun dag dig dug dag dig dug, jantungku berdetak dengan cepat. Pertanda apa ini?? Apa aku mencintai Luhan??
“ Aahh nde!” Aku menjawabnya singkat.
Dia terus mengajariku walau aku sering terjatuh namun ia tak menyerah. Aku berharap malam ini tak akan berakhir dan akan kuingat selalu malam ini. Setela kami lelah bermain Ice Skating kami mencari tempat makan dan makan disana sekalian menghangatkan tubuh kami. Setelah itu kami pulang namun ini terlalu malam dan terlalu dingin.
Kurapatkan mantelku erat erat. Aku melihat Luhan berada diseberang jalan membeli 2 minuman hangat. Setelah itu kulihat Luhan akan menyeberang jalan namun sampai ditengah kulihat ada mobil yang melaju kearahnya. Dengan segera aku berlari menolongnya, mendorongnya agar tak tertabrak. Namun kemalangan yang menimpaku, mobil itu malah menabrakku. Masih kuingat Luhan memanggilku dan aku sedikit sadar. Kurasakan ada cairan yang mengalir dari dahiku dan nafasku tersenggal senggal.
“Luhan~ah Mianhae...! mungkin inilah akhirnya dan mungkin jalan inilah yang terbaik untukku....!”
Luhan pov
Kulihat Hyera menghembuskan nafasnya yang terakhir dan menutup matanya pelan dan untuk selamanya. Aku tak kuat, aku memanggil manggil namanya dan mengguncang guncang tubuhnya berharap ia bangun kembali. Namun apa dayaku?? Hyera sdah pergi menjauh meninggalkanku di bumi ini untuk selamanya. Aku menyesal... kupikir setelah bermain tadi aku akan menyatakan perasaanku padanya tapi, takdir berkata lain,,, tuhan mengambil Hyeraku membawanya kesisinya. Dan mungkin inilah yang terbaik untukku dan Hyera... jalan takdir yang telah tertuliskan.
End
Waahhh gila... aku bingung mau nulis apa.... gaje?? Alurnya kecepetan??? Dan entahlah syukur syukur masih ada yang ngomment....follow juga twitter q di @Auliya LuHae
And gomawo udah baca

2 comments:

  1. Alurnya agak terlalu cepat. tp bagus kok... :)
    Tetap semangat berkarya yaa... :)

    ReplyDelete